Kepala Pengembangan Bisnis Global Coinstore, James Toh, memaparkan sejumlah tantangan dan peluang baru di dunia kripto serta bagaimana memanfaatkan itu menjadi hal positif di masa depan.
Dunia kripto akhir-akhir ini diguncang dengan sejumlah kasus, masalah dan tantangan, khususnya yang dialami oleh centralized crypto exchange (CEX). Dalam hal itu pula isu-isu keamanan menjadi wacana tersendiri, terlebih hal terkait dengan dinamika decentralized crypto exchange (DEX). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pengembangan Bisnis Global Coinstore, James Toh, sekaligus sebagai pemikirannya tentang tantangan dan peluang yang ada di depan di dunia kripto.
Di awal, James menekankan pentingnya peran CEX di dunia kripto meskipun ada kerentanannya dan CEX bisa tetap bertahan berjalan beriringan dengan DEX, karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Kita masih tidak bisa terpisah dari CEX, dan itu akan terus berdampingan dengan bursa terdesentralisasi (DEX) di masa depan. Lagipula menyimpan dan bertransaksi aset kripto melalui CEX misalnya di Coinstore sejauh ini sangat aman, mudah dan nyaman. Di sisi lain, menyimpan kripto menggunakan cold storage adalah alternatif yang dianjurkan, khususnya untuk jangka panjang,” ujar James dalam keterangan resminya, Kamis (7/12/2023).
James juga merujuk pada konsep Proof-of-Reserves yang diterapkan sejumlah CEX ternama pada beberapa waktu lalu. Menurut James, itu justru tak menjamin keamanan apa-apa.
“Justru dengan mengungkapkan address kripto dan saldo secara terbuka melalui Proof-of-Reserves ada risiko yang terkandung, walaupun secara niatan itu positif demi transparansi yang ingin dicapai di dunia kripto,” ujarnya.
Wallet di DEX Tak Selalu Aman
Berbeda dengan keyakinan umum di dunia kripto bahwa wallet di DEX adalah yang paling aman untuk menyimpan kripto, James justru berpendapat sebaliknya.
“Dompet kripto di DEX memang memungkinkan pengguna memiliki kendali penuh terhadap kriptonya, karena private key ada di sisi pengguna itu sendiri. Namun itu tak menjamin keamanannya. Ingat, bahwa dompet di DEX kendati bersifat open source, dikembangkan oleh sejumlah tim developer secara terpusat, sehingga berpotensi ada back door di sistemnya yang memungkinkan kripto tak aman,” tambah James.
Masih soal keamanan di dunia kripto, James menyoroti aspek kerentanan penggunaan smart contract di decentralized finance (DeFi). Dalam hal itu James mendesak agar pemilik dan pengelola proyek kripto memastikan keamanan dan audit yang jelas pada smart contract yang mereka gunakan, sehingga pengguna merasa lebih aman.
Peluang Baru Dunia Kripto di Masa Depan
Terkait peluang baru apa saja di dunia kripto untuk masa depan, James mengungkapkan, banyak hal, di antaranya adalah Ordinals Inscription, Spot Bitcoin ETF hingga peran protokol bridge antar blockchain.
“Bagi saya Ordinals Inscription satu hal menarik, karena meningkatkan use case blockchain Bitcoin untuk penerbitan fungible token dan non-fungible token. Ini pada muaranya meningkatkan permintaan terhadap BTC itu sendiri. Walaupun itu secara komersial masih perlu dipertanyakan. Dan itu selaras dengan potensi akan lahirnya Bitcoin Spot ETF pertama di Amerika Serikat pada tahun depan. ETF seperti itu mampu meningkatkan likuiditas pasar, mengurangi volatilitas, dan menarik investor institusional,” paparnya sembari menekankan semakin matangnya regulasi.
Keamanan Fokus Utama Coinstore
Di atas itu semua James memastikan bahwa aspek keamanan selalu menjadi fokus utama Coinstore agar pengguna selalu merasa nyaman dan aman.
“Keamanan aset adalah prioritas utama kami. Kami telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur keamanan dan menjalani audit secara rutin. Ini harus senantiasa kami lakukan, khususnya ketika kami sudah menapaki tahun ketiga di dunia kripto yang dinamis ini. Lihat saja program Launchpad kami average oversubscription rate-nya sudah mencapai sebesar 357,57 persen.
Terakhir, James menyarankan publik untuk menggunakan crypto exchange yang jelas-jelas aman dan terbukti jauh dari gangguan peretas seperti Coinstore. [ps]