Capaian Pembelajaran IPS SMA pada Kurikulum Merdeka


SEARCH DISINI :

Capaian Pembelajaran IPS SMA pada Kurikulum Merdeka

Read More

Amongguru.com. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek telah menerbitkan Capaian Pembelajaran IPS SMA pada Kurikulum Merdeka.

Capaian Pembelajaran IPS SMA ini tertuang Lampiran Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 tentang capaian pembelajaran pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.

Rasional Mata Pelajaran Sejarah SMA/MA/Program Paket C

Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Negeri lautan dengan taburan pulau-pulau di atasnya. Perpaduan lautan dan daratan dengan berbagai ragam potensi yang ada di dalamnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Kepulauan (archipelago) terbesar di dunia.

Secara fisik Kepulauan Indonesia memiliki 1.904.569 km2 luas wilayah, 18.108 jumlah pulau, 81.000 km2 garis pantai, dan 2,7 juta luas perairan atau 70% dari luas wilayah Indonesia yang membentang dari 60 08’ LU – 110 15’ LS dan 940 45’ BT – 1410 05’ BT.

Sedangkan secara kebudayaan, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri atas 1.331 suku bangsa, 652 bahasa daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat kepercayaan.

Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur lalu lintas masyarakat dunia.

Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat persinggahan berbagai bangsa, mulai dari India, Arab, Cina, dan Eropa dengan masing-masing membawa ragam budaya dari tanah asalnya, serta berinteraksi dengan ragam budaya asli Indonesia.

Proses ini melahirkan berbagai bentuk budaya baru yang bercampur dalam balutan kearifan lokal, kemudian membentuk model Indonesia dengan karakteristik Indonesia dan citarasa Indonesia.

Selain itu, posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan silang budaya ikut melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural, serta mampu mengembangkan berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan dunia mana pun.

Pemahaman dan kesadaran mengenai keindonesiaan wajib diketahui oleh segenap bangsa Indonesia, pertanyaan dari mana kita berasal, bagaimana keadaan kita sekarang, dan kedepan mau berjalan kearah mana adalah berbagai pertanyaan menyangkut eksistensi kita sebagai bangsa atau bahkan manusia pada umumnya.

Kita juga harus menyadari bahwa bangsa ini lahir bukan dari persamaan suku, ras, budaya, atau agama, melainkan karena adanya kesadaran serta
kesepakatan untuk hidup bersama dalam sebuah bangsa, yaitu Indonesia.

Kesadaran dan kesepakatan bersama ini diikat oleh fakta bahwa kita berangkat dari sejarah yang sama.

Berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia mulai dari asal usul nenek moyang dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin, masa Pemerintahan Orde Baru, sampai masa Pemerintahan Reformasi adalah sebuah perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu, dimana banyak terkandung pelajaran di dalamnya.

Perjalanan sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di dunia. Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai Abad-21 adalah diantara peristiwa dunia yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dengan Indonesia.

Transformasi pengetahuan atas masa lalu untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian, dan sebagai bahan proyeksi untuk masa depan, sebagai upaya memperkuat jati diri manusia dalam dimensi lokal,
nasional, dan global hanya mungkin dilakukan melalui mata pelajaran Sejarah.

Dari sisi pengetahuan konten teknologi pembelajaran (pedagogical content technology knowledge) guru sejarah dalam mengajarkan sejarah harus utuh dan komprehensif.

Laksana orang menenun, sejarah harus disampaikan memanjang jalur atas-bawah dan melebar jalur kiri-kanan, artinya berbagai pendekatan diakronis (kronologis) maupun sinkronis dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah peristiwa sejarah secara utuh.

Begitu juga dengan muatan-muatan lain dalam sejarah perlu diajarkan secara multidimensional, misalnya jika selama ini mempelajari sejarah lebih ditekankan kepada muatan politik atau militer, maka sekarang ini kita dapat juga mengangkat muatan lokal, muatan sosial, muatan Hak Asasi Manusia (HAM), muatan feminis, muatan maritim, muatan agraris, muatan teknologi, muatan lingkungan, muatan mitigasi, muatan kesehatan, muatan fashion, muatan kuliner, dan lain sebagainya secara terintegrasi dalam satu narasi sejarah.

Penjelasan sejarah yang utuh dan komprehensif dari berbagai pendekatan, serta dengan memasukan berbagai muatan sejarah dan melibatkan ilmu-ilmu bantu lain, kemudian dikombinasikan dengan penggunaan ragam model atau media pembelajaran inovatif berbasis teknologi, niscaya akan membuat pembelajaran sejarah menjadi semakin kaya, berbobot, dan bermakna bagi kehidupan anak bangsa.

Peran guru sejarah dibutuhkan untuk membangun jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan merangsang kebatinan serta nalar peserta didik melalui keterampilan imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif yang bersandar pada sumber-sumber autentik.

Dari sini kita semakin menjadi yakin bahwa belajar sejarah sesungguhnya
adalah belajar berpikir. Selain itu belajar sejarah jangan sampai hanya sebatas lambang pemujaan masa lalu, dimana generasi muda hanya dapat terpesona atau menjadi penikmat dari masa lalu yang gemilang, tanpa pernah berpikir untuk merencanakan bangunan masa depan mereka sendiri.

Secara progresif pembelajaran sejarah harus mampu mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan berbagai peristiwa yang dialami sekarang, untuk kita dapat saling merenungi, mengevaluasi, membandingkan, atau mengambil keputusan, sekaligus sebagai orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.

Muara dari pembelajaran sejarah yang berorientasi pada keterampilan berpikir secara alamiah akan mendorong pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.

Tujuan Belajar Sejarah

Mata pelajaran Sejarah bertujuan sebagai berikut.

1. Menumbuhkembangkan kesadaran sejarah.

2. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Menumbuhkembangkan pemahaman kolektif sebagai bangsa.

4. Menumbuhkembangkan rasa bangga atas kegemilangan masa lalu.

5. Menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme.

6. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan hidup.

7. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebhinekaan dan gotong
royong.

8. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi manusia, yaitu kemampuan menganalisis pemikiran, suasana kebatinan, tindakan, maupun karya yang memiliki makna dalam sejarah.

9. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang dimensi ruang, yaitu kemampuan menganalisis hubungan atau keterkaitan antara peristiwa yang terjadi secara lokal, nasional, serta global.

10. Menumbuhkembangkan pemahaman tentang waktu, yaitu kemampuan melihat peristiwa secara utuh meliputi dimensi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, serta menganalisis perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dalam kehidupan manusia.

11. Melatih kecakapan berpikir diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas, imajinatif, kreatif, kritis, reflektif, kontekstual, dan multiperspektif.

12. Melatih keterampilan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi).

13. Melatih keterampilan mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, story board, timeline, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.

Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah

Karakteristik mata pelajaran sejarah terikat oleh dimensi manusia, ruang, dan waktu. Dimensi manusia dilihat sebagai agen yang menciptakan sejarah, secara individu ataupun kolektif, dengan melihat dimensi pemikiran, mental kebatinan, rekam jejak atau karya yang menjadi latar belakang manusia tersebut.

Dimensi ruang dilihat dari tempat terjadinya sebuah peristiwa, dalam lingkup lokal, nasional, dan global, dengan menarik hubungan antara satu peristiwa di satu tempat, dengan peristiwa di tempat lainnya. Kemudian dimensi waktu dilihat secara kontekstual melewati masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dengan memperhatikan pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau keberulangan dari sebuah peristiwa.

Dari sisi substansi, mata pelajaran sejarah berisikan berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia dalam lingkup lokal dan nasional, mulai dari asal usul nenek moyang dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan Terpimpin, masa pemerintahan Orde Baru, sampai masa pemerintahan Reformasi.

Mata pelajaran Sejarah juga mencakup berbagai peristiwa global yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Indonesia.

Peristiwa global ini berbentuk muatan materi yangn terintegrasi dalam perjalanan sejarah di Indonesia, seperti pembentukan paham keindonesiaan yang dikaitkan dengan revolusi besar dunia, pergerakan kebangsaan dengan Perang Dunia I, Proklamasi kemerdekaan dengan Perang Dunia II, usaha mempertahankan kemerdekaan dengan Perang Dingin, serta masa reformasi dengan peristiwa kontemporer dunia sampai abad-21

Secara pendekatan, mata pelajaran sejarah dapat dikaji dengan menggunakan berbagai pendekatan khas sejarah seperti diakronis (kronologi) maupun sinkronis.

Mata pelajaran sejarah juga memberikan pengalaman belajar saintifik yang diperoleh melalui tahapan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), sampai mengambil kesimpulan dan refleksi yang dituliskan secara historiografi.

Capaian Pembelajaran IPS SMA Pada Kurikulum Merdeka selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautan berikut ini.

Unduh

Demikian capaian pembelajaran IPS SMA pada Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.

Adblock test (Why?)


SEARCH DISINI :

Related posts