CRYPTOHARIAN – Aset kripto secara umum dikenal sebagai solusi desentralisasi finansial. Konsep tersebut berlawanan dengan situasi finansial yang berlaku secara umum di dunia saat ini.
Namun dalam sebuah wawancara terbarunya, CEO Binance, Changpeng Zhao menyebutkan sebuah fakta menarik tentang hal tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa konsep industri kripto juga tidak dapat lepas dari bentuk sentralisasi finansial.
Zhao justru menekankan bahwa konsep sentralisasi dan desentralisasi bukan merupakan transisi yang dapat dipilih oleh pelaku ekonomi.
“Dalam dunia desentralisasi, pertama-tama dalam seluruh desentralisasi dan sentralisasi tidak dapat dilihat dengan cara hitam-putih,” ujarnya.
Zhao mengungkapkan bahwa publik tidak bisa mengelola konsep tersebut sebagai opsi yang harus dipilih salah satunya.
“Terdapat spektrum di antara kedua hal tersebut. Apabila kita melihat pada sejumlah aspek, maka akan terdapat banyak hal di dalamnya,” ujar Zhao.
Menurutnya, setiap aspek finansial akan memiliki peleburan antar nilai yang tidak dapat dipilih secara absolut.
Ia memberikan beberapa contoh situasi tersebut yang terjadi dalam pasar kripto dan teknilogi blockchain.
“Bitcoin sejauh ini merupakan jaringan mata uang kripto yang paling menerapkan prinsip desentralisasi,” ujarnya membuka analisa.
Menurut Zhao, terdapat aspek sentralisasi yang terjadi apabila pengamat memberikan perhatian dalam sektor penambangannya.
“Terdapat aspek sentralisasi di dalamnya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa 2-3 penambang teratas mengendalikan 51% dari kebijakan.
Sebagai tambahan, Zhao juga memberikan contoh lain yang terjadi pada Ethereum atau BNB. Situasi tersebut terkait dengan asosiasi komunitas pada pendirinya.
Bahkan hal tersebut tidak hanya terjadi pada Ethereum dan BNB saja. Melainkan pada sebagian besar aset kripto di dunia.
“Pada Ethereum, apabila Vitalik merekomendasikan sebuah perubahan, maka komunitasnya secara umum akan mengikuti anjuran tersebut,” terang Zhao.
Ia juga tidak memungkiri bahwa situasi serupa terjadi di BNB yang menjadi proyeknya.
“Kedua hal tersebut tentunya merupakan bentuk sentralisasi,” ujar Zhao.
Etehereum dan BNB memiliki pendiri yang dapat dikenali oleh publik. Menurut Zhao, situasi tersebut menyebabkan berkurangnya aspek desentralisasi.
Meski begitu, hal tersebut bukan merupakan situasi buruk menurut Zhao.
“Pada berbagai tipe sentralisasi terdapat batasan porsi baik dan buruk yang cukup sulit dijelaskan,” ujar Zhao.
Masih dalam keterangan yang sama, Zhao juga berpendapat bahwa dalam desentralisasi tertinggi, setiap orang dapat bekerja untuk dirinya sendiri, tanpa perusahaan, tanpa organisasi.
“Dalam desentralisasi, setiap orang dapat memilih untuk bekerjasama. Saat terjadi kerjasama tersebut, maka hal tersebut merupakan bentuk sentralisasi,” ujarnya.
Zhao berpendapat bahwa apabila setiap orang dipaksa hanya bekerja secara independent, maka dampak pasar kripto tidak akan berjalan maksimal.
Hal tersebut juga terjadi pada berbagai aset yang tidak memiliki pilihan selain merekrut tenaga kerja. Tentunya tujuan dari industri kripto akan sulit dicapai apabila hanya bergerak secara individu.
“Kita tidak dapat menyediakan berbagai perangkat yang bisa tersedia saat ini untuk ratusan juta pengguna,” terang Zhao.
Zhao juga mengklarifikasi hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak dapat terhindarkan. Bahkan kondisi tersebut berdampak baik bagi industri.
“Apakah hal tersebut merupakan sentralisasi? Ya. Apakah hal tersebut baik atau buruk? Sejauh ini, saya kira kita telah melakukan banyak hal baik” ujar Zhao.
Zhao berpendapat bahwa dalam desentralisasi, seseorang tidak diperbolehkan melarang pihak lain untuk bekerjasama. Hal tersebut berlaku selama aktivitas terkait tidak merugikan pihak lain atau mencelakai diri sendiri.
“Kondisi tersebut membuat sentralisasi menjadi sesuatu yang alamiah untuk terjadi,” ujarnya.
Di bagian akhir analisanya, Zhao menyampaikan kesimpulannya tentang paradigma sentralisasi dan desentralisasi di pasar kripto.
Ia mengungkapkan bahwa sentralisasi bukan merupakan tujuan akhir industri kripto. Di saat bersamaan, desentralisasi juga bukan merupakan tujuan yang tepat.
“Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan kebebasan pada publik. Kita ingin mengembangkan teknologi yang memberi kebebasan, mudah digunakan, dan berbiaya ringan,” ujarnya.
Zhao menegaskan bahwa kebebasan tersebut termasuk pada tidak adanya mekanisme perizinan atau otorisasi tungga dalam sebuah transaksi.
“Kita ingin melindungi aspek fundamental yang ingin dicapai melalui desentralisasi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa dalam prosesnya akan terbentuk sentralisasi di beberapa tingkat. Namun hal tersebut bukanlah tujuan utama.
“Tidak terdapat tujuan menjadikan sebuah organisasi yang mengendalikan industry kripto,” terang Zhao.
Ia bahkan menekankan bahwa pelaku industri kripto justru saling berinvestasi pada aset kompetitornya.
Di sektor lain, Zhao mengharapkan lebih banyaknya exchanger yang eksis di industri kripto. Hal tersebut menurut Zhao dapat membuat industri berkembang lebih pesat.
“Saat ini kami tidak ingin menjadi sosok arogan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa industri kripto menetapkan porsi besar dari pekerjaan orientasi pengguna ke aset kripto.
“Sebab kami menginginkan lebih banyak pihak melakukannya,” ujar Zhao.
Zhao juga menekankan bahwa pelaku industri kripto bergerak secara berhati-hati agar tidak membentuk kondisi yang terlalu tersentralisasi, terlalu besar, atau terlalu monolitik. [Im]