Cryptoharian – Peningkatan inflasi tampak menggila di Turki hingga mencapai 78%. Hal ini telah membawa banyak warganya beralih ke perdagangan aset kripto Bitcoin (BTC).
Persentase tersebut adalah angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir, yang terpampang saat data CPI Turki meningkat ke 78,62%. Angka ini membawa ketakutan tersendiri kepada warga, dan membuat mereka mencari alternatif lain guna menghindari penyusutan pada harga kekayaan mereka.
Inflasi ini terus meningkat secara konsisten, sejak pandemi melanda. Pemerintah pun tidak dapat berbuat banyak untuk menopang perekonomiannya. Lonjakan ini tampak berlawanan dengan kinerja pemerintah di Indonesia, yang masih rendah tingkat inflasinya.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kenaikan inflasi tinggi ini, utamanya kehidupan sehari-hari para warga Turki, sehingga sebagian besar dari mereka memilih untuk beralih ke Bitcoin hingga volume perdagangan naik 40%.
Salah satu yang disorot adalah biaya energi yang berada pada tingkatan yang tinggi, secara signifikan memengaruhi sektor keuangan negara tersebut. Mata uang asli Turki, Lira diketahui juga berkinerja buruk terhadap dolar AS. Lira telah merosot sekitar 21% tahun ini, sementara telah jatuh lebih hebat di tahun lalu pada angka 44%.
Di platform LocalBitcoins, volume perdagangan P2P Bitcoin telah meningkat pesat karena menjadi andalan para warga Turki untuk beralih ke BTC, yang dianggap sebagai emas digital.
Menurut data platform tersebut, kuartal pertama dan kedua tahun ini telah ada peningkatan besar-besaran dalam volume perdagangan di Turki. Selain itu, lonjakan terbesar yang tercatat sekitar bulan Maret. Ada peningkatan 51% di Q1 2022 dari volume perdagangan di Q4 2021. Q2 2022 juga mengalami peningkatan 40% dari volume di Q1 2022.
Menariknya, pemerintah Turki masih bersikap negatif terhadap aset kripto. Meski begitu, mereka tidak dapat menghentikan para warganya untuk beralih ke Bitcoin karena inflasi memaksa mereka mencari alternatif aman yang tampak sulit diwujudkan oleh pemerintah mereka. [St]