Kehidupan Nelayan Pemburu Paus
Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menjadikan laut sebagai ladang kehidupan mereka. Laut adalah ibu yang memberikan kehidupan sejak zaman nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil mengirimkan anak-anak mereka untuk bersekolah dan pada akhirnya bekerja.
Masyarakat nelayan di desa Lamalera, memiliki tradisi berburu paus yang telah diturunkan bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru, hanya paus yang sudah tua saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke laut lepas. Mereka pun bersepakat secara adat bahwa dalam setahun, tidak boleh lebih dari 15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga agar paus tidak punah.
Untuk berburu paus, para nelayan melakukan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau, sambil melakukan kegiatan lainnya seperti memperbaiki jala, menganyam atap perahu dari daun lontar, memasak, atau membaca buku. Jika mereka melihat paus, mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, membuat para nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan sebuah perahu untuk mengamati jenis dan umur paus. Jika mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu lain untuk mendekat.
Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim piatu, baru kemudian kepada penangkap paus, pemilik perahu, lalu kepada masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini dapat ditukar dengan jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan barter ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.
(penulis : Kornelis Kewa Ama, Kompas, 4 maret 2017, dengan penyesuaian)
=== Kunci Jawaban Halaman 94 ===
Ayo Menulis
Temukanlah pokok-pokok pikiran dalam setiap paragraf pada bacaan di atas dengan melakukan kegiatan berikut ini.
1. Siapkan sejumlah kartu atau kartu pokok pikiran seperti contoh di bawah ini sesuai dengan jumlah paragraf pada bacaan di atas.
2. Bacalah kembali bacaan tersebut dan temukan pokok pikiran di setiap paragrafnya.
3. Tuliskanlah pokok pikiran tersebut pada kartu yang telah kamu siapkan.
Jawaban :
Paragraf 1 :
Desa Lamalera merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menjadikan laut sebagai ladang kehidupan.
Paragraf 2 :
Mereka menjaga agar paus tidak punah
Paragraf 3 :
Nelayan melakukan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit
Paragraf 4 :
Daging dan minyak dibagikan ke seluruh warga desa
4. Diskusikanlah pokok pikiran dengan teman-teman di dalam kelompokmu. Berikan komentar dan saran yang membangun untuk setiap pokok pikiran yang dibuat temanmu.
5. Kelompokan pokok pikiran yang sama pada setiap paragraf.
6. Ambillah sebuah karton, lalu tuliskan di bagian paling atas judul bacaan.
7. Buatlah garis-garis penghubung sesuai jumlah paragraf yang ada.
8. Tempelkan semua pokok pikiran yang dibuat teman sekelompokmu sesuai paragrafnya.
9. Buatlah sebuah paragraf untuk membuat kesimpulan terhadap bacaan tersebut.
10. Presentasikanlah hasil analisis bacaanmu di depan kelas.
Bacalah artikela di bawah ini dengan seksama
Festival Mane’e, Tradisi Nelayan di Pantai Malo
Festival Mane’e, merupakan tradisi adat untuk penangkapan ikan. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Pantai Malo, Kokorotan, Sulawesi Utara. Ritual ini biasa disebut dengan ritual menangkap ikan dengan doa-doa dalam bahasa adat kuno. Mereka berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar nelayan mendapatkan tangkapan yang banyak, dan mendapatkan perlindungan agar terhindar dari bahaya.
Penangkapan ikan dimulai dengan berkumpulnya para pe muka adat bersama per wakilan pemerintah setempat. Mereka ber musyawarah untuk menentu kan tanggal yang tepat untuk melakukan ritual mane’e. Selanjutnya, para pemuka adat ini akan memanjatkan doa-doa dalam bahasa adat kuno. Sementara, masyarakat lainnya mengumpulkan tali dan janur (daun kelapa yang masih muda) untuk dibuat jaring yang disebut dengan sammy.
Tibalah hari yang ditentukan untuk melaksanakan ritual mane’e. Para pemuka adat dan pemerintah setempat, membawa sammy ke Pantai Malo. Beramai-ramai mereka menariknya sepanjang mungkin ke arah laut hingga membentuk sebuah kolam. Ketika ikan-ikan telah banyak terperangkap ke dalam sammy, masyarakat pun mulai menangkapnya. Hasil tangkapan ikan ini akan disantap bersama dalam pesta rakyat yang digelar saat itu. Ada hal yang menarik sepanjang ritual hingga pesta rakyat ini, yaitu masyarakat dilarang mengenakan pakaian berwarna merah sebagai pantangan.
Ritual seperti ini masih dilaksanakan hingga kini. Masyarakat meyakini ritual ini sebagai ucapan syukur dan permohonan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kegiatan ini mengandung nilai-nilai kebersamaan antar anggota masyarakat dan kepedulian untuk memelihara laut sebagai sumber kehidupan masyarakat. Nilai-nilai kerja sama, persatuan dan kesatuan pun, sangat bisa dirasakan sepanjang persiapan hingga dilaksanakannya ritual ini.
Sumber artikel : Berani, Weekly newspaper, No 15, 2015, dengan penyesuaian
=== Kunci Jawaban Halaman 97-98 ===
Berdasarkan bacaan di atas, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini!
1. Apakah tujuan dilaksanakannya Festival Mane’e tersebut?
Jawaban : Agar nelayan mendapatkan tangkapan yang banyak dan mendapatkan perlindungan agar terhindar dari bahaya
2. Siapa yang berperan penting dalam upacara tersebut?
Jawaban : Pemuka adat beserta masyarakat setempat
3. Menurutmu, apa manfaat kegiatan upacara tradisi nelayan terhadap kesejahteraan nelayan dan
kehidupan masyarakat nelayan setempat?
Jawaban : Sangat bermanfaat dengan kegiatan tersebut, dengan begitu masyarakat setempat dapat memperoleh tangkapan ikan secara lebih mudah dan pastinya mendapat penghasilan lebih banyak.
4. Adakah hal menarik yang kamu dapatkan dari kegiatan upacara nelayan tersebut?
Jawaban : Masyarakat dilarang mengenakan pakaian berwarna merah sebagai pantangan
5. Adakah kegiatan serupa yang dilakukan oleh masyarakat nelayan yang berada paling dekat dari
tempat tinggalmu? Jika ada, ceritakanlah!
Jawaban : Adanya tradisi nadranan / sedekah laut bagi nelayan, nadran dilaksanakan sebagai rasa syukur atas hasil yang diperoleh nelayan menangkap ikan di laut.
“Nelayan juga berdoa agar hasilnya dalam menangkap ikan akan selalu melimpah dan diberi keselamatan ketika bekerja
Kemudian amatilah Kehidupan masyarakat di sekitarmu mungkin juga memiliki keunikan sendiri.
Lakukanlah kegiatan pengamatan sebagai berikut:
1. Bekerjalah bersama dengan temanmu yang tinggal di daerah yang sama atau berdekatan.
2. Amatilah kehidupan masyarakat di sekitar tempat tinggalmu.
3. Identifikasi kegiatan masyarakat untuk membangun ekonominya, misalnya ada yang berdagang, bertani atau menangkap ikan.
4. Identifikasi kegiatan kemasyarakatan yang terjadi di daerah tempat tinggalmu. Misalnya, kegiatan bersama yang dilakukan anggota masyarakat.
5. Tuliskanlah hasil pengamatanmu ke dalam bentuk laporan singkat dengan menggunakan format “Laporan Hasil Pengamatan” seperti contoh di bawah ini!
=== Kunci Jawaban Halaman 99 ===
Tempat Pengamatan: ……………
Hal yang diamati:
-Interaksi manusias dengan lingkungan sosialnya
– upaya manusia dalam berperan serta membangun perekonomian
Hasil pengamatan:
…………….
Jawaban :
Hal yang diamati
Interaksi manusia dengan lingkungan sosialnyaMasyarakat yang ada di daerah tersebut hidup saling tolong menolong, masih ada semangat gotong royong, dan bila menemukan permasalahan yang menimpa masyarakat daerah tersebut, maka yang diutamakan adalah musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
Upaya manusia dalam berperan serta membangun perekonomian
Masyarakat yang ada di daerah tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan profesi/pekerjaan mereka. Ada yang menjadi petani, ada yang menjadi pegawai, baik pegawai negeri maupun pegawai swasta, ada yang berwirausaha dengan berdagang atau menjual jasa/keterampilan. Ada yang menjadi buruh. Semua masyarakat di daerah tersebut bekerja dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut.
Hasil Pengamatan
Kesimpulan : Interaksi dengan lingkungan sosial (manusia dengan manusia) akan berjalan baik bila ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap manusia punya hak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun demikian hak tersebut juga menjadi terbatasi dengan hak yang sama dari manusia yang lain. Oleh karena itu agar tidak terjadi berbenturan hak yang sama dengan yang lain, maka dimunculkan kewajiban yang harus juga dilakukan oleh semua individu dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya, sehingga terjadi keselarasan.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul KUNCI JAWABAN Tema 6 Kelas 4 Halaman 94 95 96 97 98 99 Materi Soal Perpindahan Kalor di Sektiar Kita, https://pontianak.tribunnews.com/2021/01/19/kunci-jawaban-tema-6-kelas-4-halaman-94-95-96-97-98-99-materi-soal-perpindahan-kalor-di-sektiar-kita?page=all.
Penulis: Madrosid
Editor: Syahroni